Cinta kepada Allah harus ditumbuhkan dan dibuktikan dalam ketaatan kepada-Nya. Sebab cinta akan tumbuh dan ketaatan dan kepatuhan kepada kehendak dan aturan-Nya. (QS.
24:51/3:31)
MEMBINA HUBUNGAN CINTA dengan ALLOH SWT
“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat”(QS. 2:186)
1. Al-Mahabbah atau cinta (S.9:24/2:165)
2. Al-Tijaroh/Jual beli (S.9:111)
3. Al-Amal/ Kerja (S.18:110)
INDIKATOR CINTA KEPADA ALLOH SWT
1. Selalu ingat dengannya, Dzikir
2. Rindu, nikmat tertinggi bertemu Allah.
3. Membaca “surat cinta”(Qur’an dan hadist)
4. Shalat khusyu (QS.17:9)
5. Rela berkorban untuk yang dicintai (QS.61:1O-11)
6. Selalu menyesuaikan din dengan kehendak yang dicintainya, selalu menuruti keinginan yang dicintanya(QS.24:51)(QS.3:31)
7. Cemburu, apabila yang dicintainya diganggu, maka ia siap melakukan pembelaan. Sebab gangguan ini akan selalu terjadi. (QS.2:217)
KISAH - KISAH CINTA
1. Seorang sahabat bernama Jabir secara fisik kata orang ia tidak ganteng dan secara ekonomi ia disebut miskin. Ketika Rosul menawarkannya untuk menikah, dia menyatakan kesediaan meskipun semula dia tak yakin juga akan adanya orangtua yang mau menikahkan putrinya kepadanya. Dan ternyata Rosul mempertemukan dirinya dengan seorang wanita yang tak hanya sholehah, tapi juga cantik, Dan keturunan bangsawan. Tapi beberapa hari sesudah pernikahan, bahkan kata orang suasananya masih suasana pengantin baru, ketika datang panggilan jihad, maka dia tak segan-segan mendaftarkan kepada Rosul untuk menjadi pasukan perang, lalu ia betul-betul berangkat ke medan jihad hingga syahid.
2. Kisah kaum Anshor menyambut Muhajirin
Ketika Rasulullah telah berhijrah, beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, di rumah Anas bin Malik. Mereka saling memberikan hak waris setelah kematiannya, sedangkan kaum kerabatnya tidak menerima hak waris tersebut, hal berlaku sampai turun Surat Al Anfal ayat 75.
Selain itu Rasulullah juga mempersaudarakan Abdur Rahman bin Auf dan Sa’ad bin an- Rabi. Sa’d bin an-Rabi’ berkata kepada Abdur Rahman : “Aku termasuk orang Anshar yang mempunyai banyak harta. Harta itu akan kubagi dua, setengah untuk Anda dan setengah untuk aku, Aku mempunyai dua orang isteri, Iihatlah mana yang Anda pandang paling menarik. Sebutkan namanya, dia akan segera aku cerai. Setelah habis masa iddahnya Anda kupersilahkan menikahinya. Abdur Rahman menjawab: “Semoga Allah memberkahi keluarga dan kekayaan Anda. Tunjukkan saja kepadaku, dimanakah pasar kota kalian?”
Kaum Anshar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bagikanlah pohon kurma di antara kami dan ikhwan kami. “Beliau berkata,”Tidak”. Kaum Muhajinin berkata,”Kalian memenuhi kebutuhan kami dan kami ikut bekenja bersama kalian dalam mengurus buah itu,”Kaum Anshar berkata ,“Kami dengar dan taat”.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kaum Anshar sangat ramah terhadap saudara mereka, kaum Muhajirin. Sangat tampak sikap rela berkorban, mengutamakan orang lain, dan cinta kasih kaum Anshar. Sedangkan kaum Muhajinin sangat menghargai keikhlasan budi kaum Anshar. Mereka tidak menggunakan hal itu sebagai kesempatan untuk kepentingan yang bukan pada tempatnya. Mereka hanya mau menerima bantuan dan kaum Anshar sesuai dengan jerih payah yang mereka curahkan di dalam suatu pekerjaan.
Sungguh, persaudaraan itu merupakan suatu kebijakan yang unik dan tepat, serta dapat menyelamatkan berbagai persoalan yang dihadapi oleh kaum Muslimin.
HADIST CINTA
1. “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan Nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya disisi Allah. Sahabat bertanya :“Ya Rosulullah, tolong kami beritahu siapa mereka? Rosulullah SAW menjawab : Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka, demi Allah, wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-¬apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita”(H.R Abu Daud). “Sesungguhnya seorang muslim apabila bertamu saudaranya yang muslim, lalu Ia mernegang tangannya ( berjabatan tangan ) gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut”(H.R Tabrani).
2. “Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta rnencintai karena keagungan-KU? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku.”(H.R Muslim).
3. “Allah Swt berfirman “Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta-mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku” (Hadits Qudsi)
4. “Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus Malaikat untuk rnernbuntutinya. Tatkala Malaikat menemaninya, ia berkata : “Kau mau kemana?” Ia menjawab, “Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini”. Malaikat terus bertanya : “Apakah kamu akan memberikan sesuatu kepada saudaramu?” Ia menjawab “Tidak ada, melainkan hanya aku rnencintainya karena Allah SWT”. Malaikat berkata “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadarnu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena¬Nya”. (HR. Muslim)
5. “3 perkara, barangsiapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rosul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakkan ke dalam api”. (HR. Bukhari — Muslim)
24:51/3:31)
MEMBINA HUBUNGAN CINTA dengan ALLOH SWT
“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat”(QS. 2:186)
1. Al-Mahabbah atau cinta (S.9:24/2:165)
2. Al-Tijaroh/Jual beli (S.9:111)
3. Al-Amal/ Kerja (S.18:110)
INDIKATOR CINTA KEPADA ALLOH SWT
1. Selalu ingat dengannya, Dzikir
2. Rindu, nikmat tertinggi bertemu Allah.
3. Membaca “surat cinta”(Qur’an dan hadist)
4. Shalat khusyu (QS.17:9)
5. Rela berkorban untuk yang dicintai (QS.61:1O-11)
6. Selalu menyesuaikan din dengan kehendak yang dicintainya, selalu menuruti keinginan yang dicintanya(QS.24:51)(QS.3:31)
7. Cemburu, apabila yang dicintainya diganggu, maka ia siap melakukan pembelaan. Sebab gangguan ini akan selalu terjadi. (QS.2:217)
KISAH - KISAH CINTA
1. Seorang sahabat bernama Jabir secara fisik kata orang ia tidak ganteng dan secara ekonomi ia disebut miskin. Ketika Rosul menawarkannya untuk menikah, dia menyatakan kesediaan meskipun semula dia tak yakin juga akan adanya orangtua yang mau menikahkan putrinya kepadanya. Dan ternyata Rosul mempertemukan dirinya dengan seorang wanita yang tak hanya sholehah, tapi juga cantik, Dan keturunan bangsawan. Tapi beberapa hari sesudah pernikahan, bahkan kata orang suasananya masih suasana pengantin baru, ketika datang panggilan jihad, maka dia tak segan-segan mendaftarkan kepada Rosul untuk menjadi pasukan perang, lalu ia betul-betul berangkat ke medan jihad hingga syahid.
2. Kisah kaum Anshor menyambut Muhajirin
Ketika Rasulullah telah berhijrah, beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, di rumah Anas bin Malik. Mereka saling memberikan hak waris setelah kematiannya, sedangkan kaum kerabatnya tidak menerima hak waris tersebut, hal berlaku sampai turun Surat Al Anfal ayat 75.
Selain itu Rasulullah juga mempersaudarakan Abdur Rahman bin Auf dan Sa’ad bin an- Rabi. Sa’d bin an-Rabi’ berkata kepada Abdur Rahman : “Aku termasuk orang Anshar yang mempunyai banyak harta. Harta itu akan kubagi dua, setengah untuk Anda dan setengah untuk aku, Aku mempunyai dua orang isteri, Iihatlah mana yang Anda pandang paling menarik. Sebutkan namanya, dia akan segera aku cerai. Setelah habis masa iddahnya Anda kupersilahkan menikahinya. Abdur Rahman menjawab: “Semoga Allah memberkahi keluarga dan kekayaan Anda. Tunjukkan saja kepadaku, dimanakah pasar kota kalian?”
Kaum Anshar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bagikanlah pohon kurma di antara kami dan ikhwan kami. “Beliau berkata,”Tidak”. Kaum Muhajinin berkata,”Kalian memenuhi kebutuhan kami dan kami ikut bekenja bersama kalian dalam mengurus buah itu,”Kaum Anshar berkata ,“Kami dengar dan taat”.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kaum Anshar sangat ramah terhadap saudara mereka, kaum Muhajirin. Sangat tampak sikap rela berkorban, mengutamakan orang lain, dan cinta kasih kaum Anshar. Sedangkan kaum Muhajinin sangat menghargai keikhlasan budi kaum Anshar. Mereka tidak menggunakan hal itu sebagai kesempatan untuk kepentingan yang bukan pada tempatnya. Mereka hanya mau menerima bantuan dan kaum Anshar sesuai dengan jerih payah yang mereka curahkan di dalam suatu pekerjaan.
Sungguh, persaudaraan itu merupakan suatu kebijakan yang unik dan tepat, serta dapat menyelamatkan berbagai persoalan yang dihadapi oleh kaum Muslimin.
HADIST CINTA
1. “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan Nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya disisi Allah. Sahabat bertanya :“Ya Rosulullah, tolong kami beritahu siapa mereka? Rosulullah SAW menjawab : Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka, demi Allah, wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-¬apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita”(H.R Abu Daud). “Sesungguhnya seorang muslim apabila bertamu saudaranya yang muslim, lalu Ia mernegang tangannya ( berjabatan tangan ) gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut”(H.R Tabrani).
2. “Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta rnencintai karena keagungan-KU? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku.”(H.R Muslim).
3. “Allah Swt berfirman “Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta-mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku” (Hadits Qudsi)
4. “Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus Malaikat untuk rnernbuntutinya. Tatkala Malaikat menemaninya, ia berkata : “Kau mau kemana?” Ia menjawab, “Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini”. Malaikat terus bertanya : “Apakah kamu akan memberikan sesuatu kepada saudaramu?” Ia menjawab “Tidak ada, melainkan hanya aku rnencintainya karena Allah SWT”. Malaikat berkata “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadarnu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena¬Nya”. (HR. Muslim)
5. “3 perkara, barangsiapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rosul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakkan ke dalam api”. (HR. Bukhari — Muslim)