ANALISIS: Pele 1970 Versus Maradona 1986
Castrol Football memiliki formula khusus dalam menghitung setiap pemain yang berlaga di Piala Dunia 1966-2006. Melalui Castrol World Cup Index, para pengamat dari Castrol menghabiskan waktu hingga enam bulan untuk memantau setiap umpan, tekel, sundulan dan hal-hal lain dari semua pemain sehingga diperoleh skor Castrol Index dan poin Castrol Rankings. Untuk menjawab siapa yang lebih unggul antara Pele dan Diego Maradona, perhatikanlah hasil analisis Castrol Football berikut ini. Diambil Piala Dunia 1970 sebagai turnamen terbaik Pele, dan Piala Dunia 1986 ketika Maradona membawa Argentina juara. Kedua turnamen digelar di Meksiko. Pele 1970 Kilas Balik Piala Dunia 1970 Kontribusi Pele di Meksiko 1970 membawa Brasil meraih gelar juara dunia untuk kegita kalinya. Tapi sebagai pemain yang paling efektif, Pele masih kalah dari Gerd Müller, striker Jerman Barat yang keluar sebagai topskor dengan memborong sepuluh gol. Bahkan Jairzinho dinilai oleh Castrol Index sebagai pemain Brasil yang lebih efektif ketimbang Pele. Hal ini disebabkan Jairzinho mencetak gol dalam setiap laga, sementara Pele gagal memanfaatkan semua peluangnya, termasuk ketika kiper Gordon Banks menyelamatkan sundulannya dalam pertandingan melawan Inggris. Castrol Index 1970 (skor tertinggi = 10.00) 1) Gerd Müller (Jerman Barat) - 9.86 2) Jairzinho (Brasil) - 9.74 3) Pele (Brasil) - 9.56 Maradona 1986 Kilas Balik Piala Dunia 1986 Maradona benar-benar mendominasi Meksiko 1986. Kendati gagal mencetak gol di final, Maradona menjadi penentu langkah Argentina meraih titel juara dunia untuk kedua kalinya. Sang kapten setidaknya terlibat dalam sepuluh dari 14 gol Argentina, apakah berupa assist atau mencetak gol, dan memanfaatkan 52 persen dari tembakan yang dilesatkan La Albiceleste. Sebagai tambahan, Maradona menggiring bola 90 kali, tiga kali lebih banyak dari pemain lainnya. Ia juga menjadi sasaran bek lawan dan dilanggar sebanyak 53 kali, sehingga mengambil tendangan bebas dua kali lebih banyak ketimbang pemain lainnya di Meksiko '86. Maradona tercatat hanya sekali menerima kartu kuning, dan itupun di partai puncak. Wajar saja jika Castrol Index menilai Maradona sebagai pemain yang paling efektif pada turnamen tersebut. Castrol Index 1986 (skor tertinggi = 10.00) 1) Diego Maradona (Argentina) - 9.80 2) Jose Luis Brown (Argentina) - 9.68 3) Gary Lineker (Inggris) - 9.68
Kesimpulan Statistiknya jelas. Baik Pele maupun Maradona menunjukkan permainan terbaik mereka di Meksiko, terpisah oleh kurun waktu selama 16 tahun. Namun pemilik nomor punggung 10 dari Argentina lebih berpengaruh. Banyak yang menilai, timnas Argentina yang juara 1986 bukan sebuah tim yang istimewa tapi terdapat empat pemain Tango yang menembus daftar Castrol Index Best XI pada turnamen tersebut, dibanding tiga pemain Brasil pada 1970. Bahkan Maradona berhasil masuk ke dalam skuad Castrol Index World Cup XI, atau daftar 11 pemain terbaik sepanjang masa di kancah Piala Dunia, sedangkan Pele gagal menembus tim ini. Pasalnya, ranking Pele terpaut .24 poin di belakang Ronaldo, yang mendampingi Gerd Müller di lini depan. Ronaldo meraih 9.87 poin dalam Castrol Index ketika membawa Brasil juara Piala Dunia 2002, unggul tipis di atas Müller dengan 9.86 poin. Baik Pele maupun Maradona bermain gemilang di Meksiko 1970 dan 1986. Apabila statistik mentah dijadikan faktor penentu dalam perdebatan ini, legenda terbaik sepanjang masa adalah Maradona, bukan Pele, berdasarkan penampilan kedua pemain dalam satu edisi Piala Dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar